Kamis, 28 Agustus 2008

Gelang Magnet dan Handphone


Tangerang, 28 Agustus 2008. Pengawasan petugas Bea Cukai atas barang-barang kiriman melalui Perusahaan Jasa Titipan (PJT) termasuk Kantor Pos semakin ditingkatkan. Sepanjang minggu sebelumnya, petugas Bea Cukai bandara Soekarno Hatta melakukan penegahan sejumlah barang kiriman pos yang diduga melanggar UU Kepabeanan.

Barang-barang tersebut dikemas dalam kardus standar, diberitahukan sebagai shackle. Setelah diperiksa ternyata barang kiriman dari Hongkong tersebut berisi 2.100 pcs gelang magnetic dan 1.150 kalung magnetic. Kalung dan gelang tersebut memang sedang tren di masyarakat sebagai kalung/gelang kesehatan yang diyakini dapat memberi efek yang baik bagi kesehatan tubuh.

Dalam paket lainnya juga ditemukan 90 pcs Handphone merk Nokia tipe N95 8 Gb yang dikirim dari Singapura kepada seorang penerima di Jakarta Utara. Selain melanggar UU Kepabeanan, diperkirakan nilai Bea Masuk dan Pajak yang dicoba dihindari dalam kasus ini sekitar Rp1,4 milyar. Total nilai barang-barang tersebut diperkirakan Rp4 milyar.

Senin, 25 Agustus 2008

Ciptakan Suasana Bandara Soetta yang Lebih Baik dan Nyaman

Bandara Soekarno Hatta (Soetta) sebagai bandara internasional terbesar di negara ini jelas merupakan teras terdepan bagi siapapun yang mengunjungi Indonesia. Bandara Soetta adalah etalase yang memberi gambaran awal bangsa ini. Di negara-negara maju, bandara utama merupakan country-mark yang (hampir) menjadi simbol negara, bangunan yang dibanggakan, tentu dengan fasilitas yang memadai dan memberi rasa aman dan nyaman.
Melihat perkembangan kemajuan bandara di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, - bandara kebanggaan Indonesia ini jelas jauh ketinggalan. Baik dari segi arsitektur bangunan, fasilitas, maupun kenyamanan.

Untuk membangun bandara yang canggih tentu tidak mudah. Tetapi meningkatkan kenyamanan dan keamanan, bukan juga hal yang terlalu sulit. Yang diperlukan adalah niat baik dan kesamaan visi antar berbagai pihak terkait dalam penanganan dan pelayanan publik di bandara Soetta.

Dari beberapa pertemuan yang telah dilakukan, telah ditindaklanjuti dengan beberapa tindakan nyata oleh pihak PT Angkasa Pura dan Administrator Bandara. Counter-counter money changer yang tadinya berjejer di arrival hall, dipindahkan ke area setelah customs clearance. Pihak PT Angkasa Pura juga sedang merenovasi toilet-toilet yang ada agar lebih luas dan nyaman. Pintu keluar dari arrival hall yang tadinya sering digunakan sebagai pintu masuk oleh para penjemput, porter, calo, dll, kini mulai ditata.

Orang-orang yang ingin masuk ke arrival hall, kini hanya boleh masuk melalui pintu Meeting Point di terminal E. Keberadaan pintu ini sebetulnya dimaksudkan sebagai pintu masuk bagi para petugas dan pegawai berbagai instansi di bandara. Sayangnya, pintu meeting poin ini masih disalahgunakan sehingga calo, penjemput dan orang-orang yang tidak berkepentingan lainnya masih bisa masuk. Lebih parah lagi, pintu keluar di arrival hall masih sering dijadikan pintu masuk.

Untuk itu, melalui blog ini, disampaikan terima kasih kepada setiap petugas Bea Cukai di bandara Soetta yang selama ini sudah tertib masuk melalui meeting point meski harus jalan mutar dan sedikit lebih jauh. Yang tidak kalah penting adalah agar kita juga mulai mengurangi penjemput yang akan masuk dari luar.

Penjemputan -bila diperlukan dan mempertimbangkan keterbatasan jumlah pegawai- cukup dilakukan petugas yang memang ada di dalam bandara. Keluarga atau rekan-rekan yang ingin menjemput tetapi tidak memiliki kartu pas bandara, sebaiknya memberi contoh dengan sedikit bersabar dan cukup menunggu di luar.

Kalau kita tidak memberi contoh, bagaimana kita bisa menegakkan niat untuk menciptakan bandara Soetta yang lebih baik. Terima kasih dan tetap semangat ya.

Jumat, 01 Agustus 2008

Cellular Phone behind the Underwear

Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta kembali menegah seorang penumpang asal Taiwan yang mencoba menyelundupkan telepon selular yang disembunyikan dalam celana panjang dan celana dalam berkantong. Pria tersebut, Lin Yong Fu, 38 tahun, berkebangsaan Taiwan, mendarat dari Hongkong tanggal 31 Juli 2008 malam dengan menggunakan pesawat China Airlines CI679.
Analisa profil penumpang yang dilakukan petugas Bea Cukai mentarget Lin Yong Fu. Dari hasil pemeriksaan badan, ditemukan 23 telepon selular yang akan diselundupkan dibalik pakaian Lin Yong Fu.
Kejadian serupa juga terjadi tanggal 25 Juli lalu ketika petugas Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta mendapati 2 orang warganegara China yang mendarat dari Hongkong tanggal 25 Juli 2008 siang. Kedua orang tersebut, Huang Qingfeng (26 thn) dan Li Tailin (28 tahun) mencoba menyelundupkan handphone dengan cara dililitkan di badan, serta disembunyikan di celana dan kaos kaki.
Huang Qinfeng membawa 18 buah handphone sedangkan Li Tailin membawa 40 buah handphone. Li Tailin bisa membawa lebih banyak karena sebagian sembunyikan di kaos kaki sepak bola yang dikenakannya.
Petugas Bea Cukai menangkap ketiganya karena tidak memberitahukan barang bawaannya itu dalam Pemberitahuan Pabean (Customs Declaration), sementara barang yang dibawa termasuk barang yang memerlukan perijinan berupa izin dari instansi terkait.
Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, semakin meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas penumpang dan barang di terminal maupun kargo Bandara Soekarno Hatta. Hal tersebut dilakukan karena adanya kecenderungan penggunaan berbagai modus untuk menyelundupkan barang yang diawasi peredarannya serta barang-barang terlarang ke Indonesia.